Kamis, 30 April 2009

Bisnis Satu Cabang Jihad

“Sesungguhnya Allah membeli dari orang –orang

beriman diri dan harta mereka dengan memberikan

surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan

Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh.”(Taubah: 111)

FENOMENA GLOBAL

Beberapa tahun yang lalu diawal abad 21 terjadi fenomena perubahan besar dalam tatanan global dunia khususnya dunia ekonomi. Perubahan yang terjadi betul-betul memberikan pukulan yamng berat terhadap negara yang baru terjerat krisis ekonomi dan multi dimensi seperti Malaysia, Indonesia dan negara-negara Asia timur lainnya. Krisis ekonomi yang berkelanjutan ini diperparah dengan berkembangnya ekonomi dunia menuju konsep ekonomi globalisasi yang berarti dibukanya keran perdagangan lintas negara secara bebas. Konsep perdagangan bebas ini menjadikan perusahaan multinasional yang notabene milik kaum kapitalis barat dapat menguasai perdagangan dinegara asia yang beru dilanda krisis.

Penguasaan perdagangan perusahaan kapitalis barat di negara-negara khususnya dinegara muslim secara langsung maupun tidak sudah merupakan penjajahan yang berkedok ekonomi. Dari hal ini pembangunan ketahanan ekonomi kaum muslim menjadi suatu yang sangat urgent agar kaum muslim terbebas atau paling tidak terkurangi dari penjajahan ekonomi kaum kapitalis barat. Seorang pegusahaa kawakan Malaysia Tan Sri Muhammad Ali Haji Hasyim dalam bukunya “Bisnis satu cabang jihad” memaparkan tentang paradigma berbisnis adalah bagian dari jihad dikarenakan diera globalisasi ini peperangan yang terjadi salahsatunya peperangan ekonomi.

BUDAYA BISNIS MUSLIM

Mensikapi fenomena global dunia yang berkembang pesat maka perlu ada langkah yang konkrit untuk kaum muslim agar bisa bertahan (survive) dan bahkan berkembang menjadi penguasa ekonomi dunia. Langkah kongkrit pertama yang perlu dilakukan yaitu menumbuhkan budaya bisnis yang modern, dinamis dan efektif serta bernuansa jihad di kalangan umat Islam.

Budaya bisnis disebagian besar umat Islam sangatlah minim dan belum berkembang. Pilihan umat Islam untuk melakukan bisnis lebih dikarenakan keterpaksaan sehingga ketika menjalankan bisnis tanpa mempunyai pedoman. Banyak dikalangan umat Islam mempunyai paradigma yang namanya bekerja itu adalah menjadi pegawai sehingga ketika mentok tidak dapat menjadi pegawai kemudian baru memulai usaha sendiri. Efek dari ini adalah budaya bisnis kaum muslim menjadi tidak kondusif bagi perkembangan usahanya.

Padahal seharusnya pilihan bisnis ini haruslah dimulai dari kesadaran yang benar bahwa bisnis merupakan pilihan utama dalam bekerja dan menjadi pegawai adalah pilihan terakhir seperti yang disampaikan Hasan Al banna bahwa kita jangan sampai mempunyai cita-cita jadi pegawai negeri tapi klo ada peluang bisa diambil. Pengusaha yang menjadikan bisnis sebagai pilihan utamanya akan menjalankan bisnisnya dengan komitmen dan visioner. Artinya ia faham betul bahwa bisnis merupakan jalan cepat untuk kaya seperti yang Rasulullah sampaikan bahwa “ sembilan persepuluh dari sumber rezeki itu dari berdagang”(HR. Tirmidzi). Kemudian ia faham betul ber bisnis merupakan jalan cepat masuk surga seperti yang disampaikan oleh Rasulullah bahwa “Pedagang yang jujur dan amanah (akan ditempatkan) beserta para nabi, shidiqin dan para syuhada”(HR. Tt-Tirmidzi).

Dan ia kenal betul dengan 10 sahabat rasulullah yang dijamin masuk surga ternyata sembilannya adalah pedagang atau pebisnis.

Pengusha yang punya komitmen dan visi dalam menjalankan usahanya akan begitu semangat dalam menjalankan usahanya walau menghadapi berbagai macam kendala dan dengan visinya ia mengembangkan usahanya sehingga berhasil dan eksi di dunia persaingan bisnis globalisasi. Keberhasilan ini mestilah memberikan efek yang positif terhadap peningkatan kesejahteraan kaum muslim dan kemandirian ekonomi umat Islam. Sehingga secara langsung maupun tidak dapat menyelamatkan umat Islam dari penjajahan ekonomi kaum kapitalis barat kalau hal ini terjadi maka tidak dapat disangkal lagi bahwa bisnis merupakan cabang dari jihad kaum muslimin. Olehkarena itu tidak ada pilihan lain selain budaya bisnis mestilah menjadi mainstream budaya berfikir umat Islam dimasa depan dalam rangka melakukan jihad iqtisodi menghadapi peperangan ekonomi di era globalisai.

FITRAH BISNIS

Kesuksesan bisnis seorang pengusaha menurut fitrah bisnis adalah sejauhmana ia dalam bisnisnya memperoleh keuntungan dan sejauhmana ia dapat menambah dan meningkatkan nilai hartanya. Fitrah bisnis ini mestilah menjadi pedoman seorang pengusaha dalam menjalankan bisnisnya agar bisnis yang ia lakukan dapat trus menerus mengalami keuntungan dan pengembangan. Walaupun yang ditengah kaum muslim masih ada persepsi yang keliru tentang hal ini ada sebagian yang mengangap suatu hal yang tercela ketika seorang pengusaha berusaha sekeras tenaga untuk memperoleh keuntungan dan harta. Mereka menganggap yang kita harus lakukan adalah menghindari dunia atau meninggalkan bisnis yang dianggap melenakan. Padahal ada pepetah mengatakan “bumi mesti dipijak sebelum langit dijunjung” dan rasul pernah bersabda “kesengsaraan yang paling sengsara ialah miskin didunia dan disiksa diakhirat”. (HR. Ath-Thabrani dan as-shihab).

Oleh karena itu bersungguh dalam menjalankan bisnis merupakan sebuah kemestian yang dilakukan oleh umat Islam dalam upaya menjadi “khalifah fil ard” sebagaimana do’a yang selalu kita bacakan yaitu kebaikan didunia dan kebaikan diakhirat.

Senin, 27 April 2009

SELAMAT DATANG

Ass. Selamat datang untuk anda semua dalam blog pribadi saya, mudah-mudahan kita bisa saling komunikasi, saling memotivasi, saling memberi ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat, Salam kenal dan sukses selalu....